Home / Hukum

Sabtu, 4 September 2021 - 05:28 WIB

HAM Tak Bersuara Ketika 4 Pahlawan Bangsa Tewas Dibunuh

Ketua Pemuda Adat wilayah II Saiberi-Nabire Ali Kabiay mempertanyakan sikap para pegiat HAM

Jakarta, IDN Hari Ini – Ketua Pemuda Adat wilayah II Saiberi-Nabire Ali Kabiay mempertanyakan integritas para pegiat hak asasi manusia (HAM) yang selama ini berkoar-koar tentang hak asasi manusia di Papua. Pasalnya, saat empat prajurit TNI dibantai secara keji oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) tak ada seorang pun pegiat HAM yang bersuara.

Empat prajurit TNI dibunuh secara keji oleh kelompok teroris separatis papua (KTSP) di pos jaga rayon militer di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Sorong, Papua Barat, Kamis (2/9). Baca Juga: Buya Syafii Sebut Taliban Masa Lalu Citra Buruk Terhadap Islam “Mereka (pegiat HAM) tak pernah bersuara bila jatuh korban di antara aparat, mereka ini diskriminatif,” ujar Ali Kabiay dalam keterangannya, Sabtu (4/9).

Baca Juga  Adakah Pembiaran Kepolisian Bogor Terhadap Mafia Penyuntikan Gas Elpiji Bersubsidi?

Menurut pria yang juga menjabat Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Papua ini, para pegiat HAM terkesan menutup mata. Padahal manusia diciptakan sederajat. Baca Juga: Pembunuhan 4 Prajurit TNI Duka Seluruh Bangsa “Coba kalau yang menjadi korban para pelaku, suara mereka bergaung bersahut-sahutan, saling menguatkan dengan menyebut telah terjadi pelanggaran HAM,” katanya. Ali Kabiay juga mengatakan sikap para pegiat HAM membuat HAM seolah-olah tidak universal.


“HAM itu milik semua golongan manusia,” katanya. Baca Juga: 4 Prajurit TNI Tewas, 1 Orang Hilang Diserang Sekelompok OTK Ali geram, karena para pegiat HAM juga tidak bersuara ketika yang menjadi korban adalah warga yang berasal dari luar Papua. “Apa mereka ini pantas disebut sebagai pembela hak asasi manusia, sementara mereka sangat pilih-pilih?” “Saya merasa sebenarnya mereka, para aktivis HAM itu, hanya mencari isu, pamor dan kepentingan kelompok tertentu saja,” katanya.

Baca Juga  Kapolresta Cirebon Berikan Penyuluhan kepada Siswa SMK Sultan Agung

Ali kemudian menunjuk kasus pembantaian dua orang karyawan PT. Indo Papua, Rionaldo Raturoma (42) dan Dedi Imam Pamungkas (40), pada 22 Agustus lalu. “Mereka dibakar sampai hangus oleh KSTP pimpinan Tendius Gwijangge. Tak ada salah apa-apa. Mana suara mereka? Semua hanya diam seribu bahasa,” katanya. Ali secara pribadi menyatakan berduka dan bersimpati terhadap para korban KSTP selama ini. Tidak hanya korban-korban yang terjadi Kamis (2/9) lalu, karena aksi biadab KSTP telah lama terjadi.

Baca Juga  Sachrudin Wakil Walikota Tangerang, Lantik Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN)

Menurutnya, para korban sejatinya para pahlawan, yang berani berjuang untuk membuat Papua lebih baik. Sebanyak 50 anggota KSTP diberitakan menyerang Posramil Kisor, Papua Barat, Kamis (2/9). Empat personel TNI gugur, dua lainnya mengalami luka berat. Para korban terlihat mengalami berbagai penyiksaan brutal sebelum meninggal.

Sebelumnya, dua karyawan PT Indo Papua tewas dibakar bersama mobil yang mereka tumpangi pada 22 Agustus lalu. Peristiwa lain juga terjadi awal April lalu. KSTP menembak guru honorer di SD Inpres Beoga Oktovianus Rayo dan guru SMPN 1 Beoga Yonatan Randen hingga tewas. Penembakan dilakukan setelah KTSP membakar bangunan sekolah yang dipakai anak-anak Papua untuk belajar.( IDN ))

Share :

Baca Juga

Cirebon

Tiga Personel Polresta Cirebon Mendapat Kenaikan Pangkat Pengabdian

Hukum

Pemkab Humbahas Menerima Penghargaan Dari KPPN Balige Atas Penyaluran” Dana Desa Tercepat”

Cirebon

Ciptakan Kamtibmas Aman Dan Kondusif Dalam Bulan Ramadhan, “Polsek Babakan Polresta Cirebon Gencarkan Patroli”

Cirebon

Selama Juni – Juli 2024, Satreskrim Polresta Cirebon Ungkap 14 Kasus Kejahatan

Cirebon

Polresta Cirebon Gelar Syukuran HUT ke-52 Korpri

Hukum

Senator Kaltim Geram, Tolak Perminta Maaf Edy Mulyadi Sebut Kalimantan Tempat Jin Buang Anak

Hukum

Dramatis Jemput Paksa Fatia KontraS & Haris Azhar

Buru

Diduga Oknum Bawaslu Kabupaten Buru, Belum Lunasi Hutang Puluhan Juta Rupiah

Contact Us