Home / Internasional

Senin, 25 Oktober 2021 - 22:39 WIB

Kenangan Delegasi Indonesia Dalam Acara Asean Week

Jakarta, Oktober, IDN Hari Ini  , Hai… pembaca setia Indonesia Hari Ini diseluruh pelosok tanah air, kami menyapa Kembali penggemar Indonesia hari ini melalui lanjutan artikel seri  ke 3 yang lalu, dengan kalimat terakhir, Pengghargaan tertinggi  Harus diterima  pejabat tinggi pula kata Sophi wakil Dubes dengan rasa bangga. Dilanjutkan pada seri ke 4 ini, demikian:”Paspor hilang, Delegasi Tegang Pertolongan pun Datang”.

Ketika kita mengikuti tur ke luar negeri dengan perusahaan travel, tour leader atau  tour guide  dalam pengarahan awal  selalu mengingatkan  pentingnya paspor. Sering disebut secara guyonan  bahwa paspor lebih penting daripada isteri atau suami yang ikut dalam rombongan. Menurut kita, ucapan itu berlebihan. 

Namun kalo kita mengalami  kehilangan paspor, baru kita menyadari betapa pentingnya paspor jika sedang berada di luar negeri. Itulah yang kami alami juga kata Aldentua yang pernah menangani kasus penggusuran pedagang asogan  oleh Pemda DKI  Jakarta tahun 1989-1990 ini,  dalam pengalaman  delegasi Indonesia ke Soul, Korea dalam rangka  cara Asean Week 2019.

Sehabis pengarahan di kantor Sekretariat Asean -Korea Centre, kami diantarkan ke hotel. Kami belum bisa chek in, karena baru bisa melakukannya  pada pukul 14.00 waktu setempat. Aturannya sangat ketat.

Jadi kami diberi tempat disebuah lantai semacam  lobi khusus. Kami duduk dimeja dan kursi  yang diediakan,  dan anggota delegasi  mencoba mengingat-ingat dimana paspor itu jatuh atau hilang. seperti yang diutarakan  diatas tadi . Tiba-tiba, seorang anggota delegasi melapor, paspornya hilang ?. Semua kaget.Kebetulan ibu sianak ini  juga ikut dalam rombongan  sebagai penari. Ibunyapun marah-marah. Semua Tas , rangsel diperiksa, tidak ditemukan. Ditanya kepada anggota delegasi lainnya  juga tidak ada. Dipastikan sudah hilang. Ibunya  dan anggota delegasi mencoba mengingat- ingat dimana kira-kira paspor itu jatuh atau hilang .   Ditanya ke kantor Asean – Korea Centre, tidak ada paspor ditemukan. Ditanya ke  bus yang membawa rombongan dari bandara  juga tidak ada.Delegasi tegang .

Baca Juga  Ternyata Selama Ini Lahan Pengendapan Taksi Bandara Soetta Jadi Ladang Bancakan Komersil

Pada hal sore ini  kami akan mengadakan Latihan panggung dan  geladi resik. Suaana hati tidak enak. Sebagai Ketua delegasi  kata dia ( Aldentua Siringoringo-red), saya berusaha tenang  dan tidak memberi komentar , apalagi ikut tegang. Seorang anggota delegasi  penari sekaligus koreografer yang duduk satu meja  dengan saya berkata,   ito bisa tenang ya? Pada hal kita semua sudah tegang.

Apa mau dikata , sudah hilang, mau dicari kemana lagi ?jawabnya.  Sudah semua ditanyakan . tak ada jawaban ujarnya. Nikmati saja ketegangan itu kesalnya. Itukah membuat saya tenang? Bertanya pada dirinya sendiri . Bukan itu dijawab sendiri . Namun lanjutnya,  ada ceritra dibalik ketenangan saya  ditengah ketegangan  delegasi tersebut.

Seminggu sebelum keberangkatan , Kami membuat  acara doa bersama , mengundang semua sahabat dan handai tolan serta relasi Gereja untuk mendoakan kami. Sekaligus kami melakukan latihan teraknir  dengan mempertunjukan  apa yang kira-kira yang akan dibawa  ke acara Asean week tersebut.Seperti GR, sebelum berangkat. Salah seorang sahabat dan kerabat jauh ( sayang tidak disebut namanya-red) yang dari pergaulan kami  sangat dekat menyampaikan kabar bahwa ia tidak bisa menghadiri acara doa pemberangkatan  tersebut. Namun ada saudaranya  yang bekerja di KBRI Seoul. Ia sudh meminta saudaranya ini  untuk bisa membantu kami  jika ada kesulitan di Seoul. Beliau memberikan nomor WA nya.

Baca Juga    Korban Meningkat, AS Dinilai Gagal Tangani Covid-19

Saya mencoba menghubungi, tetapi tidak ada jawaban . Tak lama kemudian  saya dihubungi saudaranya itu melalui telepon WA. Kami mengobrol, berkenalan . Rupanya sahabat  dan kerabat jauh saya itu  memberi  perintah.Yang membawa rombongan ini, Amangboru kita,orang baik dan peduli budaya . Kau bantu habis selama di Korea. Jangan  sampai ada keluhan dan atau kesulitan. Demikian perintah itu disampaikan . mereka memanggil saya “amangboru” dan saya memanggil mereka “tulang” . Filosofi Dalihan natolu orang Batak. Dalam obrolan tersebut lanjut Aldentua, saya sampaikan bahwa saya ingin mengirimkan fotocopy paspor semua peserta delegasi, melalui WA, juga surat tugas dari kementerian , surat undangan  dari  Asean Korea Centre, dan segala dokumen . Sekadara antisipasi  dan jaga-jaga. Semua sudah ada arsipnya  di WA Staf  KBRI Seoul, Korea Selatan. Semua proses perjalanan kami, mulai dari persiapan di Bandara Soekarno – Hatta , lalu setiba kami di  Seoul, sampai kami tiba di Hotel, saya kordinasikan dengannya. Nah Ketika  ada kasus parpor hilang ini, saya melaporkannya  juga.lalu keluar petunjuk . Saya disuruh melapor kekantor polisi terdekat, dibawa ke KBRI, nanti akan diurus. Jadi sebagai ketua delegasi , saya tenang ungkapnya. Saya minta penerjemah  dan pendamping kami  seorang mahasiswa Korea jurusan study Indonesia  yang fasih berbahasa Indonesia  membantu mengurus laporan ke polisi setempat . Mereka pergi mengurusnya  dan menurut laporan dari ibu sianak yang  kehilangan paspor itu,  pelayanan polisi disana sangat luar biasa . Saya tidak bisa ikut karena harus mengurus Latihan dan GR kata ketua delegasi.

 Di kantor polisi mereka  disambut hangat dan dilayani  dengan cepat. Tidak lebih dari sepuluh menit. Mereka sudah keluar dan urusan sudah beres. Mereka mengantarnya ke KBRI. Mereka mengira bahwa  prosesnya akan melalui birokrai  yang rumit. Ternyata orang yang melayani adalah  Staf yang sudah berkordinasi  dengan saya sejak seminggu  sebelum berangkat ke Korea.

Baca Juga  Ambisi Putin Hidupkan Uni Soviet

Sangat cepat  urusannya ( tak diduga-red). Hanya pejabat yang menandagangani paspor pengganti sedang ke luar kota. Nanti paspor pengganti akan diantar oleh Staf KBRI itu. Luar biasa pelayanannya.Kami beruntung kata dia  karena sedang menjalankan tugas bangsa  dan negara sebagai delegasi  Indonesia dipermudah. Kedua, karena mereka sudah mendapat  fotocopy semua  dokumen delegasi , tidak perlu lagi fotocopynya . Pertolongan itu datang  (tidak terlepas dari yang kuasa Tuhan-red)dan sangat menggembirakan. Kami tampil tanpa ketegangan lagi. Ternyata di luarnegri ini, kekerabatan, persaudaraan dan  rasa saling membantu sesama warga negara Indonesia, sangat terasa dan lebih kuat  dari pada  biasanya. Kami bangga  menjadi orang Indonesia dan bangga menjadi delegasi Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di luar negeri.Tidak hanya menolong Ketika paspor hilang. Rupanya mereka adalah orang-orang Staf KBRI  dan komunitas masyarakat  Indonesia di korea, datang menonton  pertunjukan delegasi Indonesia. Mereka senang seakan berada di tanah air. Pelepas rasa rindu  pada tanah kampung halaman , Indonesia. Mereka menanyai para penonton .Bagaimana penampilan delegasi Indonesia?. Mereka juga bangga karena  para penonton orang-orang Korea ini , senang dengan musik Yang kami tampilkan.

Hidup Indonesia  ! Wondeful Indonesia !. Paspor hilang, delegasi tegang, Pertolongan Tuhan datang, Persaudaraan  dan bantuan KBRI membuat sukacita. ( Ring-o)

Share :

Baca Juga

Internasional

Rinat Akhmetov : Rusia Negara Agresor dan Putin  Penjahat Perang.

Internasional

Amrullah Saleh  Gandeng Oposisi Afghanistan, Serang Balik Taliban

Internasional

Putin Ultimatum AS dan Sekutu

Internasional

Moskow Hajar Taliban Siapkan 30 Thank   Modern di Perbatasan Tajikistan

Internasional

Serangan Bom Guncang Afghanistan Tewaskan Komandan Taliban

Internasional

Pasukan  Ciber Ukraina Serang Rusia

Internasional

Prancis Sergap Kapal Kargo Rusia

Internasional

With a Rise in Economic Cooperation between Indonesia and Israel,

Contact Us