Oleh Drs,M.Siringoringo,M.Pd, ketua bidang Pendidikan DPP Akrindo
Jakarta, IDN Hari Ini.com – Sekembalinya TIM 11 ke Toba usai bertemu Presiden Jokowi tanggal 5 Agustus 2021,dan menyerahkan buku setebal 67 halaman dengan cover “ Sumber Bencana bagi Masyarakat Kitaran Kaldera Toba”, Kabiro Suara Republik News ( SRN), Memperolah buku tersebut dan membaca,menyimak dan merenungkan dan menuangkan dalam sebuah tulisan diawali dengan bagian 1, hingga beberapa bagian kedepan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kehidupan masyarakat Toba, yang diwakili 11 orang menamakan dirinya Tulus Ikhlas Militan ( TIM 11) nekad dan bertekad menelusuri jalan sejauh 1758 Km melewati beberapa Provinsi selama 44 hari untuk bertemu Presiden Jokowi, yang pada akhirnya boleh bertemu dengan para anak-anaknya, layaknya seperti anak lainnya yang diperhatikan oleh Presiden Jokowi. Dalam percakapan secara face to face antara Togu Simorangkir dengan Presiden Jokowi, menurut Togu, Presiden Jokowi banyak hal yang dia tidak ketahui. sempat terkejut mendengan penuturan Togu.
Misalnya (1) masyarakat Porsea diresahkan oleh limbah kimia – Gas, cair dan padat dari Pabrik Sosor. Bau busuk yang harus dihirup, Kulit menjadi gatal-gatal, dan atap seng yang menjadi bolong-bolong.(2) Penduduk disepanjang aliran sungai Asahan juga ikut menderita karena air danau Toba yang digunakan Indorayon dalam proses produksi dialirkan juga ke Sungai Asahan dengan kondisi sudah tercemar oleh bahan- bahan kimia.(3)Petaka lebih dasyat terjadi setelah hutan pinus dan hutan alam konsesinya dibabati oleh Indorayon, Pada periode 1988-1999 Perusahaan ini menghasilkan 2 juta ton Pulp dan rayon ( menurut dokumen halaman 3 yang diserahkan kepada Pesiden Jokowi) yang membutuhkan sedikitnya 10 ha lahan yang sudah gundul kemudian mereka tanami( Indorayon-red) dengan Ekaliptus.(4) Sungai yang mengalir ke danau Toba 145 buah sungguh sangat kriisis, karena daerah tangkapan air telah rusak. Hujan jarang turun permukaan danau Toba menurun terus yang pada Pada Mei 1984 s.d Juni 1998 surut hingga 2,86 meter ( menurut Lapan) Sekarang ?… (5) Pada 7 Oktober 1987 terjadi 2 kali longsor di Bukit Tampean Kecamatan Silaen Akibatnya 18 orang meninggal.(6) 25 November 1989 malam hari Bulu Silape longsor, menelan korban 13 orang.
Contoh kekinianadalah siangk 7 ini, (7) Pada tanggal 13 Mei 2021 banjir besar di tengah kota touris Parapat yang biasa dikunjungi turis domestic dan mancanegara, air bah menerjang dari atas bukit yang ternyata sudah digunduli sejak lama. Akibat dari semua hal diatas rakyat protes dan bangkit melawan Indorayon yang menghancurkqn hutan dan merancuni alam yang sudh berlangsung sejak 1987.
Pada Juni- Agustus 1987 warga desa Sianipar (I dan II) serta desa Simanombak menyoal karena sawah mereka 15 Ha tertimbun. Inilah perlawann yang pertama sekali massif.Desa Sugapa bergolak sejak Kepala Desa dan 19 warga menyerahkan tanah Ulayat 52 Ha kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara yang waktu itu diterima bupati Gustaf Sinaga pada bulan Maret 1887. Indorayon menanam lahan itu dengan Ekaliptus mulai penghujung tahun 1988.
Merasa dihianati 10 orang inang- inang ( ibu-ibu-red) mencabuti tanaman itu dari ladangnya. Akhirnya ibu-ibu diadili dan divonis. Setelah dijatuhi hukumann 3 bulan penjara oleh Pengadilan Tinggi Medan 10 ibu – ibu tadi, mengajukan kasasi Bersama penduduk Bulu Silape, mereka mengadu kepada medagri Rudini di Jakarta 13 Oktober 1989, warga Sugapa menerima kembali tanahnya . Sejak itu Kasus Indorayon masuk kasus Nasional. Masyarakat Perlawanan warga yang dirugikan koporasi yang menginduk Ke Raja Garuda Mas ( RGM) terus meningkat seiring berjalannya waktu, namun mereka direpresi oleh kekuatan yang selalu melibatkan TNI dan Kepolisian.
Ditengah Euphoria reformasi pada 19 Maret 1999, Presiden Habibie menyatakan PT, Inti Indorayon Utama ditutup ini dianggab masyrakat sebagai Anugerah Tuhan. Abdurahman Wahid – Megawati Sukarno putri resmi menjadi Presiden dan wakil presiden sejak 20 Oktober 1999, bersemi harapan warga Toba, Perusahaan yang sangat bermasalah ini akan tutup selamanya . Apalagi Menteri Lingkungan Hidup Sony Keraf nyata bersimpati kemereka. Namun terpaksa Kembali mengelus dada. Sidang kabinet yang dipimpin Wapres Megawati memutuskan bahwa Rayon saja yang dihentikan produksi Pulp boleh jalan terus. Enam hari berselang, Menteri Perdagangan dan Industri Rini MS Suandi mengijinkan korporasi beroperasi kembali.
( bersambung….)