IDN Hari Ini, Kota Tangerang – Terdakwa Subur, si pemilik tempat pembuangan sampah ilegal yang berlokasi di wilayah rawa kucing kecamatan Neglasari kota Tangerang, hari ini prosesnya memasuki babak baru di ruang persidangan Pengadilan Negeri Tangerang.
Subur yang duduk di kursi terdakwa, di jerat sesuai pasal 99 uu nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup, setiap orang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, diancam pidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
TPS yang selama ini dikelola Subur, sudah berdiri sejak tahun 2014 dan menjadi tempat menampung sampah bukan hanya dari kota Tangerang akan tetapi juga dari luar kota Tangerang.
Dalam sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum Fatah (Kasubsi) dari Kejari kota Tangerang menghadirkan 9 orang saksi terdiri dari Lingkungan hidup , satpol PP , mantan lurah , dinas kebersihan dan serta pelapor dari sebuah lembaga swadaya masyarakat ( LSM) dll.
Keterangan dari eks lurah yang pernah menjabat di wilayah tersebut tahun 2017, saat dirinya mendapat laporan dari masyarakat sekitar yang mengeluhkan keadaan itu sejak lama, namun masyarakat takut untuk menindak lanjutinya karena terdakwa subur juga sebagai ketua Rukun Warga (RW) di tempat mereka.
Berbeda dengan keterangan saksi dari dinas lingkungan hidup, ” Sebenarnya kami sudah sejak lama mengingatkan terdakwa Subur untuk menutup tempat penampungan sampah tersebut, tapi terdakwa Subur tidak pernah mengindahkannya.
“Mendengar keterangan saksi saksi yang pada umumnya hampir sama termasuk juga saksi Endang yang ada di tempat itu sehari hari untuk tempat mengais rejeki dari sampah yang bisa di manfaatkan, Endang pun hanya bisa mengatakan bahwa truck truck yang di gunakan untuk pengangkutan sampah bukanlah milik pemerintah kota Tangerang (Tidak berplat nomor merah), tapi milik terdakwa Subur dan berplat nomor hitam.
Sidang yang di pimpin Ketua Majelis Hakim Arif Budi Cahyono yang di bantu oleh dua Hakim anggota, Setelah mendengarkan keterangan dari saksi saksi yang di hadirkan JPU yang berjumlah puluhan orang terdakwa
Dari hasil beberapa pertanyaan yang telah diajukan oleh Majelis Hakim dan juga Jaksa Penuntut Umum, terdakwa Subur hanya mengiyakan saja.
Dan yang terakhir dalam pemeriksaan sidang hari ini, didapati keterangan bahwa terdakwa Subur mempekerjakan sebanyak 15 karyawan.
Sidang Terdakwa Subur, selanjutnya diagendakan kembali minggu depan guna untuk mendengarkan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum. (Red)