Jakarta, IDN Hari Ini – Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyoroti soal pengembalian bantuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terhadap salah satu kader PDIP di Temanggung, Fajar Nugroho yang sempat viral di media sosial.
Bahkan publik menilai pemberian bantuan yang diviralkan melalui media sosial itu dinilai sebagai bentuk pencitraan orang nomor satu di Pemprov Jateng jelang pemilihan presiden 2024 mendatang.
Menurut Emrus, apa yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo sebagai bentuk kelatahan para pejabat. Padahal, pemberian bantuan dalam bentuk fisik berupa uang maupun sembako ataupun lainnya itu bukan tupoksinya. Siapa pun dia, mulai dari presiden hingga apapun jabatannya.
Idealnya, kata Emrus, pejabat bublik harus membuat kebijakan ataupun program yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Tapi kalau diberikan bantuan seperti itu kan hanya yang menerima saja. Bukankah itu akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi rakyat yang lain. Padahal tugas pimpinan adalah membuat program yang dapat dirasakan oleh seluruh rakyat,” kata Emrus dalam dialog di radio Elshinta yang dikutip Mediakarya, Minggu (16/1/2022).
Emrus mengaku tidak setuju jika ada pejabat yang memberikan bantuan fisik kepada masyarakat. Karena tidak mencerminkan kedilan sosial, karena posisinya masih sebagai pejabat, berbeda kalau yang memberikan itu bukan pejabat.
“Misal dia memberikan sesuatu kepada masyarakat sebelum menjabat atau setelah menjabat. Artinya dia gunakan dana sendiri. Kalau pun memberikan bantuan kepada orang lain tidak perlu terekspose. Berikan saja di ruang privat. Misalnya pejabat itu datang ke rumah atau pun warga yang dipanggil ke rumah. Dan sumbangan itu bagian dari gajinya yang diberikan,” katanya. ( IDN )