IDN Hari Ini, Kota Tangerang – Setelah viralnya pemberitaan tentang SMAN 15 Kota Tangerang, kini saat ini timbul issue baru lagi tentang adanya pembentukan Komite Sekolah secara dadakan dan ini pun mendapatkan sorotan tajam dari seluruh pemerhati dunia pendidikan.
Hal itu diterangkan oleh salah satu mantan komite sekolah SMA Negeri 15 Kota Tangerang Raja Lubis, yang juga merupakan Ketua BP2A2N ( Badan Pengawas Penyalahgunaan Aset dan Anggaran Negara )
Ketika di hubungi melalui telepon selulernya Raja Lubis mengatakan, dirinya saat ini ada di kampung halaman sebab ada urusan keluarga yang harus dihadirinya akan tetapi sekilas dari undangan tersebut berencana akan adanya pergantian pengurus Komite Sekolah,tutur Raja Lubis,Jumat (20/1/2023)
Selanjutnya menurut Raja Lubis, terkait pembentukan pengurus Komite Sekolah yang baru itu harus jelas dulu mekanismenya entah itu cara undangannya, siapa saja yang di undang, bagaimana jika dalam undangan tersebut tidak memenuhi kuorum peserta pemilih, bagaimana mekanisme dalam pemilihannya, dan itu semua harus jelas dulu kesepakatan nya dan harus membentuk kepanitiaan kecil dulu, jelasnya
Ia pun sempat mendengar kalau undangan rencana pemilihan melalui Grup WA siswa kelas X dan kelas XI dan yang hadir hanya 10 s/d 20 orang saja, sementara siswa SMAN 15 dari kelas X hingga kelas XII berjumlah kurang lebih sekitar 1300 siswa,ya jadi bisa di bayangkan apakah yang menghadiri undangannya sudah kuorum dan apakah setelah terpilih mampu memperjuangkan dan mengatasi persoalan untuk mewakili seluruh orang tua siswa, paparnya.
Sebaiknya selaku Kepala Sekolah, harus bisa mengundang seluruh orang tua siswa guna nya untuk memperkenalkan diri sebagai Kepsek yang baru dan agar lebih memiliki rasa kebersamaan dan rasa memiliki dalam hubungan di sekolah, bukan mentang mentang jadi kepala sekolah baru yang mempunyai hak prerogatif jadi bisa semaunya saja beli macam macam dan dana nya boleh minjam dana BOS pula, bahaya itu dan ini bisa jadi temuan sebab yang nama nya Anggaran Negara gak boleh semaunya saja dalam pengadaan barang semua ada cara atau sistem yang harus di lalui , tuturnya.
Apalagi dirinya juga mendapat kabar kalau ketika masuk Kepsek baru lalu ada acara makan makan dan itu Anggaran dana dari mana, sementara ketika ada yang mengkonfirmasi dibilang itu selamatan Cucu nya, kok urusan keluarga di bawa ke area belajar mengajar sih, maksud nya apalagi itu…??? Justru jika demikian yang dikhawatirkan jika ada acara makan makan lagi nanti di bilang 1000 hari nenek nya atau kakek nya dll,papar Raja Lubis.
Disisi lain Dedi Haryanto M selaku Ketua Wilayah koalisi Independen Transparansi Anggaran Pusat dan Daerah (KITA-PD) Tangerang Raya diruang kerja nya mengatakan dirinya menilai ada banyak hal yang harus di pelajari terkait pemberitaan pemberitaan tersebut, dari pengadaan lemari yang terkesan di paksakan, perpisahan sekolah, pemilihan pengurus komite dan bahkan sekarang ada lagi issue makan makan,kata Dedi Haryanto.
Memang dari keseluruhan itu yang jadi pertanyaan nya adalah pos Anggaran yang mana yang mau di gelontorkan, jangan sampai ini semua menjadi temuan dan bisa menyalahi aturan jika hal itu terjadi kasihan kepada siswa jadi terganggu kegiatan belajar mengajar, ujarnya.
Menurutnya agar sekolah tersebut sesegera mungkin mengevaluasi secara converhen ship untuk kemajuan bersama, satukan pemahaman apalagi Kepsek nya baru ya sudah seharusnya pelajari dulu lingkungan untuk menjaga kondusivitas terhadap sekitar, bukan mentang mentang sebab semuanya yang dipakai menggunakan uang rakyat dan ada pertanggungjawaban nya, jika memang pelanggaran dalam regulasi nya ya dirinya secara kelembagaan akan membuat laporan ke APH, katanya