IDN Hari Ini, Tulungagung – Pengawasan dalam pelaksanaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun anggaran 2021 dilakukan langsung oleh pejabat dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung.
Salah satu KPRI yang didatangi adalah KPRI Dwijo Mulyo Kecamatan Campurdarat. Hadir dalam kegiatan tersebut Saifudin Zuhri selaku Sekretaris Dinas Disdikpora, Kepala Bidang Pembinaan SD, Heri Purnomo, S.pd., Kepala Bidang Pembinaan SMP, Suprayitno dan beberapa staf lainnya serta pihak dari rekanan yang ditunjuk oleh Disdikpora khususnya penyedia sepatu, tas dan seragam.(28/5/22)
Dalam sambutannya Sekdin Dispendikpora menekankan kembali tujuan dari program tersebut.
“Sasaran dari program ini adalah untuk siswa yang masuk kategori tidak mampu sehingga kualitas barang yang dipesan oleh siswa harus benar-benar sesuai dan bisa dipertanggungjawabkan.” ujar Sekdin.
Tak lupa beliau mengingatkan kembali kepada rekanan yang hadir tentang kesepakatan dari para rekanan untuk memberikan barang pesanan kepada para siswa penerima dengan kualitas yang bagus tetapi dengan harga yang lebih murah dari harga dipasaran.
“Jangan sampai ada barang yang datang ternyata lebih mahal dari harga pasaran serta mutu dan kualitas jauh dibawah pasaran karena yang paham spesifikasi detail tentang barang tersebut adalah penyedia” lanjut Sekdin.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Ketua KPRI Muyanto saat memberikan sambutan.
“Kami hanyalah sebagai penyalur saja karena secara kemampuan kami hanyalah tenaga pendidik yang tidak memiliki kemampuan sedikitpun tentang penentuan kualitas dari barang yang datang, kalaupun nantinya ada siswa yang komplain melalui lembaga tetap akan kami tindak lanjuti dengan mengembalikan barang tersebut ke pihak penyedia'” jelas Muyanto.
Untuk barang pesanan yang datang di wilayah KPRI Campurdarat tak lupa beliau laporkan juga, termasuk sepatu yang dalam satu pasang ada 2 ukuran.
“Kalau untuk tingkat Sekolah Dasar laporannya sudah masuk semua tetapi untuk Sekolah Menengah Pertama sampai hari ini belum ada laporan, sehingga untuk beberapa seragam terutama Pramuka ada yang ukurannya lumayan besar dan sepatu ada yang 2 ukuran dalam satu pasang” jelas mulyanto dengan menunjukkan sepatu tersebut dilanjut mencoba mengenakan seragam pramuka yang ukurannya lumayan besar.
Menanggapi hal tersebut baik pihak penyedia seragam Pramuka maupun sepatu siap menggantinya.
“Sesuatu hal yang wajar kalau ada kesalahan dalam memasukkan pesanan tersebut apalagi harus disiapkan satu persatu untuk tiap penerima, sedangkan untuk kesalahan ukuran kami siap menggantinya” jelas penyedia seragam Pramuka yang enggan menyebutkan nama ketika ditanya.
Lebih jauh beliau juga menjelaskan jenis kain yang digunakan untuk seragam bagian atas dan bawah untuk Sekolah Dasar maupun Menengah Pertama.
“Seragam atas menggunakan oxford, seragam yang bawah menggunakan jenis kain american drill, sedangkan warna kain untuk SD dan SMP memang berbeda karena kami sesuaikan secara nasional. Untuk perbandingan kalau harga dipasaran berkisar 90 ribu rupiah sampai 115 ribu rupiah itupun tergantung model bajunya apakah lengan pendek atau panjang” lanjut penyedia.
Untuk sepatu pihak penyedia, Edi Tetuko yakin bahwa barangnya sangat bagus sehingga sangat tidak mungkin ada yang sama dipasaran. Bahkan Sekdin sempat membawa contoh yang dibeli dari pasar dengan harga 90 ribu rupiah
“Proses pembuatannya kami menggunakan metode smoothing tanpa menggunakan lem seperti sepatu yang ada dipasaran” jelas Edi dengan menunjukkan perbandingan sepatu dari pasar dengan sepatu hasil produksinya.
Ada hal yang agak aneh ketika pihak penyedia tas ditanya oleh pihak Dinas tetapi yang menjawab adalah Edi Tetuko selaku penyedia sepatu padahal penyedia tas juga turut hadir dalam agenda tersebut.(lg/tla)