IDN HARI INI, Tulungagung – Demam Berdarah Dengue atau biasa dikenal masyarakat dengan DBD adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan menjadi salah satu penyakit dengan jumlah kasus yang cenderung meningkat setiap tahun di Tanah Air.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, terdapat 95.893 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan 661 kasus di antaranya berakhir dengan kematian
Di Kabupaten Tulungagung, DBD merupakan penyakit endemis yang selalu ada setiap tahunnya, seperti diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Didik Eka Sunarya Putra.
“Hampir merata di seluruh desa pada 19 Kecamatan dan itu angkanya naik setiap tahun dengan frekuensi penyebaran yang bergantian, sehingga ada istilah wilayah sporadis, yang tiga tahun berturut-turut bebas DBD juga daerah potensial yang setiap tahun selalu ada kasus DBD” ungkap Didik.
Menurut Didik, meningkatnya kasus DBD biasa terjadi saat musim hujan dan daerah yang rawan penyebaran DBD adalah daerah dengan lingkungan padat penduduk.
“Meningkatnya penyebaran DBD di Tulungagung sangat berkaitan dengan cuaca hujan dan lingkungan berpenduduk padat seperti wilayah Kota, Kedungwaru, Boyolangu dan Bandung menjadi daerah rawan DBD” tutur Didik.
Didik menambahkan, untuk menyikapi penyebaran DBD di wilayah Kabupaten Tulungagung, Dinkes Tulungagung melakukan langkah antisipasi dengan sosialisasi pencegahan kepada masyarakat.
“Kami setiap tahun selalu lakukan langkah antisipasi penyebaran DBD dengan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN ke masyarakat serta mempersiapkan logistik obat-obatan pada fasilitas kesehatan (Faskes) sehingga pasien yang masuk bisa cepat ditindaklanjuti” tutur Didik.
“Kuras tempat penampungan air secara rutin dan jangan sampai ada genangan air di wadah-wadah yang berpotensi menampung air khususnya air hujan” pungkas Didik. (nico/tla)